Manfaat Madu - Penelitian mengenai efektivitas madu dalam dunia pengobatan modern sudah banyak dilakukan. Madu dilaporkan efektif untuk pengobatan luka, perawatan penyakit saluran cerna pada manusia, penyembuhan luka bakar, dan sebagai antibakteri (Jull dkk. 2008:175). Menurut Nemoseck dkk. (2011:56) pemakaian madu sebagai pengganti gula dapat menurunkan resiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Begitu pun dengan Yaghoobi dkk. (2008:464) yang melaporkan bahwa madu dapat menurunkan kadar LDL dan meningkatkan kadar HDL dalam darah.
Manfaat Madu
Mutu, rasa, aroma, dan komposisi kimia suatu madu sangat bergantung pada kondisi lingkungan dan iklim habitat lebah madu hidup, serta diet makanan lebah tersebut (Kartini 1986: 143). Serbuk sari (pollen) merupakan bahan makanan pokok dan sumber protein alami lebah madu. Kandungan serbuk sari secara umum terdiri atas abu dengan berbagai macam mineral (1,8-3,7%), karbohidrat (13-37%), serat (5,3%), protein (6-28%), dan lemak (1,2-3,7%) (Kuntadi 2008: 367).
Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas madu ialah menggunakan pollen substitute (PS). Pollen substitute (PS) berfungsi sebagai pengganti fungsi pollen alami jika jumlahnya berkurang di lapangan. Pemberian pollen substitute pada koloni lebah berpengaruh terhadap penambahan bobot koloni, luas sarang anakan, berat lebah pekerja, mortalitas anakan lebah madu, dan produksi madu.
Menurut Sjamsuridzal dkk. (2011:22), kandungan nutrisi yang terdapat dalam pollen substitute lebih baik dibandingkan dengan serbuk sari alami, terutama kandungan senyawa proteinnya. Jika pada serbuk sari alami kandungan proteinnya hanya berkisar 20% saja, PS memiliki kandungan protein hingga 45-50%. Pemberian PS diduga dapat meningkatkan kandungan senyawa aktif pada madu yang berperan dalam penurunan konsentrasi trigliserida, seperti niasin.
Hasil uji kualitas madu pada lebah yang diberi diet PS (madu PS) menunjukkan aktifitas kerja enzim (41%) dan kadar niasin (20%), lebih tinggi dari madu dengan asupan serbuk sari alami (4-10%) (Black, 2006:50). Kandungan senyawa yang lebih tinggi pada madu PS menjadikan madu PS telah terstandarisasi oleh Standar Nasional Indonesia (SNI).
Niasin merupakan salah satu vitamin utama pada madu (Alvarez-Suarez dkk. 2013:2). Niasin (asam nikotinat) merupakan vitamin B3 yang bekerja sebagai senyawa antihiperlipidemia. Menurut Lukasova dkk. (2011:701) niasin mampu menurunkan sintesis trigliserida, menurunkan konsentrasi kolesterol plasma darah, meningkatkan konsentrasi High-Density Lipoprotein (HDL), serta menurunkan sekresi Very Low-Density Lipoprotein (VLDL) dan Low-Density Lipoprotein (LDL).
Selain niasin, madu juga mengandung berbagai senyawa polifenol dan flavonoid (Alvarez-Suarez dkk. 2013:1). Ricardo dkk (2001:266) melaporkan bahwa kandungan flavonoid pada madu sangat berpotensi untuk menurunkan konsentrasi kolesterol dan trigliserida plasma darah.(Madu Asli)
Manfaat Madu
Manfaat Madu |
Mutu, rasa, aroma, dan komposisi kimia suatu madu sangat bergantung pada kondisi lingkungan dan iklim habitat lebah madu hidup, serta diet makanan lebah tersebut (Kartini 1986: 143). Serbuk sari (pollen) merupakan bahan makanan pokok dan sumber protein alami lebah madu. Kandungan serbuk sari secara umum terdiri atas abu dengan berbagai macam mineral (1,8-3,7%), karbohidrat (13-37%), serat (5,3%), protein (6-28%), dan lemak (1,2-3,7%) (Kuntadi 2008: 367).
Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas madu ialah menggunakan pollen substitute (PS). Pollen substitute (PS) berfungsi sebagai pengganti fungsi pollen alami jika jumlahnya berkurang di lapangan. Pemberian pollen substitute pada koloni lebah berpengaruh terhadap penambahan bobot koloni, luas sarang anakan, berat lebah pekerja, mortalitas anakan lebah madu, dan produksi madu.
Menurut Sjamsuridzal dkk. (2011:22), kandungan nutrisi yang terdapat dalam pollen substitute lebih baik dibandingkan dengan serbuk sari alami, terutama kandungan senyawa proteinnya. Jika pada serbuk sari alami kandungan proteinnya hanya berkisar 20% saja, PS memiliki kandungan protein hingga 45-50%. Pemberian PS diduga dapat meningkatkan kandungan senyawa aktif pada madu yang berperan dalam penurunan konsentrasi trigliserida, seperti niasin.
Hasil uji kualitas madu pada lebah yang diberi diet PS (madu PS) menunjukkan aktifitas kerja enzim (41%) dan kadar niasin (20%), lebih tinggi dari madu dengan asupan serbuk sari alami (4-10%) (Black, 2006:50). Kandungan senyawa yang lebih tinggi pada madu PS menjadikan madu PS telah terstandarisasi oleh Standar Nasional Indonesia (SNI).
Niasin merupakan salah satu vitamin utama pada madu (Alvarez-Suarez dkk. 2013:2). Niasin (asam nikotinat) merupakan vitamin B3 yang bekerja sebagai senyawa antihiperlipidemia. Menurut Lukasova dkk. (2011:701) niasin mampu menurunkan sintesis trigliserida, menurunkan konsentrasi kolesterol plasma darah, meningkatkan konsentrasi High-Density Lipoprotein (HDL), serta menurunkan sekresi Very Low-Density Lipoprotein (VLDL) dan Low-Density Lipoprotein (LDL).
Selain niasin, madu juga mengandung berbagai senyawa polifenol dan flavonoid (Alvarez-Suarez dkk. 2013:1). Ricardo dkk (2001:266) melaporkan bahwa kandungan flavonoid pada madu sangat berpotensi untuk menurunkan konsentrasi kolesterol dan trigliserida plasma darah.(Madu Asli)